Advertisement

Responsive Advertisement

AS-Iran Memanas, Bursa Saham Asia Memerah


AkasiaMedia.com, Asia- Pada Jumat pagi waktu Indonesia (3/1/2020), CNBC International melaporkan bahwa AS telah meluncurkan roket ke pesawat petinggi pasukan militer Iran. 

Mengutip CNBC International, Jenderal Qassim Soleimani yang merupakan pemimpin dari Quds Pasukan selaku satuan pasukan khusus yang dimiliki Pengawal Revolusi (salah satu bagian dari pasukan yang mendukung Iran), dikabarkan sebagai pelindung udara yang dikirim oleh AS di Baghdad.

Selain itu, Abu Mahdi al-Muhandis yang merupakan wakil komandan dari Pasukan Mobilisasi Populer selaku kelompok milisi Irak yang dibekingi oleh Iran, juga terkait meninggalkan dunia. Laporan dari CNBC International mengutip kutipan dari stasiun televisi di Irak, bersama pejabat pemerintah.

DIlansir dari Bloomberg, serangan udara yang diluncurkan oleh AS terjadi di dekat bandara internasional Baghdad.

Memasuki siang hari waktu Indonesia, Pentagon mengonfirmasi matinya Soleimani. Pentagon mengonfirmasi bahwa Soleimani gugur dalam serangan yang diluncurkan AS menggunakan drone.

"Atas arahan Presiden, militer AS telah mengambil tindakan defensif yang diperlukan untuk melindungi karyawan AS di luar negeri dengan membunuh Qasem Soleimani," tulis Pentagon dalam keterangan resminya.

"Jenderal Soleimani secara aktif mengembangkan rencana untuk menyerang para diplomat dan personel militer AS di Irak dan seluruh kawasan regional," jelas Pentagon.

Iran pun tak tinggal diam. Dalam pernyataanya, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengutuk keras tindakan AS. Dirinya menyatakan bahwa Iran tidak takut untuk membalas AS.

"AS bertanggung jawab atas semua keputusan dari keputusan jahatnya," tegasnya melalui akun Twitter yang diterima Reuters, Jumat (3/1/2019).

Soleimani sendiri telah disanksi oleh AS sejak tahun 2007 dan pada Mei 2019, Washington memutuskan untuk melabeli Pengawal Revolusi, bergabung dengan seluruh bagiannya, sebagai organisasi penyelamat, menggunakan label pertama kali diberikan kepada lembaga militer dari negara masing-masing.

Serangan udara yang diluncurkan oleh AS di Baghdad merupakan eskalasi teranyar dari hubungan AS-Iran yang telah panas dalam beberapa waktu terakhir. Pada pekan kemarin, seorang kontraktor asal AS diketahui tewas dalam serangan roket di markas militer Irak di Kirkuk.

Pembunuhan terhadap kontraktor asal AS ini kemudian direspons AS dengan menyerang militer yang dibekingi Iran di Irak. Selepas itu, kedutaan besar AS di Irak diserang oleh Kataeb Hezbollah, kelompok milisi yang dibekingi oleh Iran.

Pada Minggu pagi waktu Indonesia (5/1/2020) atau Sabtu malam waktu AS (4/1/2020), tensi antara AS dengan Iran semakin memanas.

Trump meminta Iran untuk tidak melakukan balasan atas pembunuhan Soleimani yang diotorisasi sendiri oleh dirinya. Jika sampai menyetujui ini tak diindahkan, Trump akan menyetujui sebanyak 52 wilayah sebagai balasan.

Hal tersebut diumumkan oleh Trump melalui revisi cuitan di akun Twitter pribadinya, @realDonaldTrump. Menurut Trump, beberapa dari 52 wilayah tersebut merupakan lokasi yang sangat penting bagi Iran. Dipilihnya 52 wilayah tersebut melambangkan jumlah tawanan asal AS yang disandera oleh Iran di masa lalu.

Post a Comment

0 Comments