Advertisement

Responsive Advertisement

Malaysia Ajak Negara Muslim Pakai Emas Dinar

AkasiaMedia.com, Harga emas dunia menunjukkan pergerakan besar sehari sebelum Natal, Selasa (24/12/2019). Pada saat itu logam mulia kembali mencicipi level US $ 1.500 / troy ounce, meskipun akhirnya diperdagangkan pada US $ 1498,81 / troy ounce naik 0,91% di pasar spot, melaporkan data Refinitiv.
Penguatan emas berlanjut dan akhirnya berlalu hari ini, Kamis malam (26/12/2019). Pada 20:44 WIB, emas di jual dengan harga Rp 673.000/gr , naik 0,58%.
Bersamaan dengan menguatnya emas, muncul masalah jika negara-negara Islam mempertimbangkan kembali penggunaan emas sebagai alat pembayaran internasional.

Arab Saudi sendiri mengkritik pertemuan itu karena dapat mengganggu Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang terdiri dari 57 negara Muslim. Malaysia sendiri mengatakan telah mengundang negara-negara anggota OKI, tetapi hanya 20 yang hadir, seperti dilansir Reuters.

Selain itu, alasan lain untuk penggunaan emas adalah nilainya lebih stabil daripada dolar AS. "Saya telah menyarankan untuk melihat kembali ide transaksi perdagangan menggunakan dinar emas dan sistem barter di antara kita (negara-negara Muslim)," kata Mahathir.

Namun, menurut seorang profesor ekonomi di Universitas Malaya Nazari Ismail, ada banyak tantangan dari gagasan untuk menggunakan kembali emas dinar sebagai alat pembayaran. Diantaranya, penolakan sejumlah negara Islam.

Negara-negara ini termasuk, Arab Saudi, Pakistan dan Indonesia. Status sebagai eksportir migas adalah penyebabnya, penggunaan dinar emas dapat mengubah semua tolok ukur yang ada.

"Arab Saudi, misalnya, adalah negara yang berpengaruh di dunia Muslim, dan merupakan negara tuan rumah dari Organisasi Kerjasama Islam," katanya seperti dikutip freemalaysiatoday. "Ini bisa menjadi penghalang."

Lebih lanjut Nazari mengatakan sektor swasta di semua negara, termasuk negara-negara Muslim, tertarik dengan transfer uang internasional yang cepat dan efisien. Karena itu, dolar AS lebih mungkin digunakan.

Lembaga perbankan dari semua negara saling terkait dan mereka lebih suka memelihara sistem yang memfasilitasi operasi mereka. "Saya sama sekali tidak optimis bahwa gagasan Mahathir akan diambil," katanya.

Post a Comment

0 Comments