Virus corona baru yang telah menginfeksi puluhan ribu di Cina, menyebar dengan cepat ke banyak negara lain, terutama negara-negara Eropa dan Amerika Serikat.
Selama satu bulan ini, infeksi di seluruh dunia melonjak lebih dari tujuh kali lipat, mendorong sistem perawatan kesehatan di luar batas mereka dan memaksa pemerintah untuk mengumumkan penutupan perbatasan dan Lockdown untuk mencoba dan mengandung virus yang menyebabkan Covid-19.
Organisasi Kesehatan Dunia secara resmi menyatakan pandemi selama Maret, dan pusat krisis bergeser dari Cina ke Eropa. Jumlah kasus terus meningkat meskipun ada seruan bagi orang untuk mengisolasi diri, dan langkah-langkah pemerintah yang lebih ketat, mengubah kehidupan sehari-hari jutaan orang di masa mendatang.
Mengancam Bisnis dan Keuangan Masyarakat
Bank Indonesia (BI) menyebut kondisi perbankan nasional masih kuat meski digempur dampak penyebaran Covid 19 sejak Februari lalu.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan indikator tersebut tercermin dari rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) yang masih berada di kisaran 23% dan non performing loan (NPL) di kisaran 2,5% secara gross.
"Saya harus sampaikan di awal kondisi perbankan di Indonesia jauh lebih kuat dibanding 2008 dan 1998. Secara umum ketahanan perbankan kuat, saya tidak katakan Covid 19 berdampak ke perbankan. Covid 19 ini adalah pandemik yang bisa berdampak ke perekonomian," kata Perry dalam video conference di Jakarta, Selasa (31/3/2020).
Dia mengungkapkan karena itu pemerintah dan bank sentral menyiapkan stimulus fiskal melalui bantuan sosial, serta stimulus kebijakan relaksasi kredit bagi debitur usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Dengan adanya stimulus-stimulus ini diharapkan pelemahan ekonomi tidak terlalu berdampak besar ke kesehatan perbankan.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan indikator tersebut tercermin dari rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) yang masih berada di kisaran 23% dan non performing loan (NPL) di kisaran 2,5% secara gross.
"Saya harus sampaikan di awal kondisi perbankan di Indonesia jauh lebih kuat dibanding 2008 dan 1998. Secara umum ketahanan perbankan kuat, saya tidak katakan Covid 19 berdampak ke perbankan. Covid 19 ini adalah pandemik yang bisa berdampak ke perekonomian," kata Perry dalam video conference di Jakarta, Selasa (31/3/2020).
Dia mengungkapkan karena itu pemerintah dan bank sentral menyiapkan stimulus fiskal melalui bantuan sosial, serta stimulus kebijakan relaksasi kredit bagi debitur usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Dengan adanya stimulus-stimulus ini diharapkan pelemahan ekonomi tidak terlalu berdampak besar ke kesehatan perbankan.
0 Comments