AkasiaMedia.com, Indonesia- Punya ide untuk memulai bisnis, maka segera sadari, meski Anda masih kuliah dan belum berpenghasilan. Seperti empat teman dari Bandung, Erlangga, Yessa, Yovan dan Reynaly.

Keempat orang itu tidak ragu-ragu untuk mendirikan bisnis meskipun mereka masih kuliah. Bisnis aksesoris, mulai dari cincin dan kalung, bernama Holly Chopper.

Erlangga menjelaskan, awalnya dia dan ketiga temannya itu memang sangat gemar mengenakan kalung dan aksesoris cincin. Kemudian mereka asyik membuat aksesoris sendiri.

"Akhirnya terpikir untuk membuat cincin 3D buatan tangan dan ukiran," katanya kepada AFP sebagaimana ditulis, Selasa (30/12/2019).

Pada 2015, keempat pemuda itu mulai mendirikan Holly Chopper. Modal mereka terbatas, masing-masing hanya mengeluarkan Rp. 500.000 dari hasil menyisihkan uang saku mereka.

Berbekal modal Rp 2 juta, mereka memulai produksi beberapa model cincin 3D dengan jumlah terbatas. Meski begitu mereka masih percaya diri dalam menjalankan bisnis mereka.

"Kami percaya justru dengan tidak banyak modal, kami selalu berpikir efektif dan efisien dalam pengambilan keputusan," tambahnya.

Benar saja, sejak awal bisnis Holly Chopper berjalan lancar. Apalagi saat itu masih sangat jarang produk aksesoris cincin dan kalung yang terbuat dari kayu dan dibuat secara 3D.

"Konsep bisnis bisa dibilang samudra biru, karena kami benar-benar mencari pasar baru," jelas Erlangga.

Meskipun pada awal pembangunan, mereka harus berusaha keras untuk memperkenalkan produk. Mereka secara aktif memperkenalkan cincin dan kalung kayu berukir 3D melalui media sosial seperti iklan Instagram dan iklan Facebook.

Kerja keras mereka terbayar. Orang-orang muda mulai mengenal produk mereka. Penjualan Holly Chopper mulai mencakup pergantian bisnis.

Sekarang ada puluhan model cincin dan kalung liontin yang telah diproduksi oleh Holly Chopper. Rincian ke ibukota sekarang membuat produk Holly Chopper diterima oleh kaum muda.

Kayu yang digunakan adalah kayu jati dan rosewood. Satu hal yang menjadi kelebihan dari produk-produk Holly Chopper adalah bahwa mereka terbuat dari kayu yang semakin sulit.

Harga jualnya cukup terjangkau, mulai dari Rp. 60 ribu hingga Rp. 300 ribu, tergantung tingkat kerumitannya. Sekarang per bulan mereka dapat menjual ratusan pcs.

"Omsetnya sekarang bisa mencapai puluhan atau puluhan juta rupiah. Tidak terlalu besar, mas," katanya.

Meski begitu, mereka berempat sudah bisa mengembangkan jaringan penjualan mereka melalui offline. Erlangga dan ketiga temannya telah mendirikan Galeri Holly Chopper dan Kopi di Buah Batu, Bandung. Selain memajang produk Holly Chopper, tempat ini juga asik untuk sekadar nongkrong kopi.

Mereka berempat mulai merasa nyaman dengan predikat sebagai pengusaha. Meski hingga kini sebagian dari mereka masih belajar di perguruan tinggi.

Ke depan, kata Erlangga, mereka menargetkan bisa menjual produk Holly Chopper di luar negeri. Target akan direalisasikan pada 2019.

"Ke depan, kami akan lebih fokus ke pasar luar negeri. Sekarang sudah ada beberapa pembeli dari luar negeri, tetapi kami belum fokus menjual di luar negeri," pungkasnya.